MAKALAH AGAMA
PENGOBATAN ISLAM
OLEH :
KELAS : A
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Islam adalah agama
yang kaya. Khazanahnya mencakup segenap aspek kehidupan manusia, termasuk di
antaranya masalah kesehatan dan pengobatan. Ilmu pengobatan islam sebenarnya
tidak kalah dengan ilmu pengobatan barat. Contohnya, Ibnu sina seorang
muslim yang menjadi pionir ilmu kedokteran modern. Ilmu pengobatan islam
bertumpu pada cara-cara alami dan metode ilahiah. Yang sebenarnya sangat
bermanfaat bagi seorang muslim dalam menjaga kesehatan dan mengobati
penyakitnya.
Sebagai khalifah di
muka bumi, manusia dibekali akal oleh Allah SWT, disamping sebagai instink yang
mendorong manusia untuk mencari segala sesuatu yang di butuhkan untuk
melestarikan hidupnya seperti makan, minum dan tempat berlindung. Dalam mencari
hal-hal tersebut, manusia akan mendapat pengalaman yang baik dan yang kurang
baik maupun yang membahayakan. Maka akal lah yang mengolah, meningkatkan serta
mengembangkan pengalaman tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Karena
itu, manusia selalu dalam proses mencari dan menyempurnakan hingga selalu
progresif. Berbeda dengan binatang yang hanya dibekali dengan instink saja,
hingga hidup mereka sudah terarah dan dan bersifat statis. Akal lah yang
membentuk serta membina kebudayaan manusia dalam bebragai aspek kehidupannya
termasuk dalam bidang pengobatan.
Resesi yang berkepanjangan menimpa
seluruh dunia, termasuk Indonesia. Indonesia saat ini dalam situasi yang tidak
menentu, baik dari segi ekonomi maupun politik. Keadaan seperti ini menimbulkan
keresahan yang sangat pada segenap lapisan masyarakat, terutama kalangan
menengah ke bawah atau rakyat miskin. Keperluan hidup mesti dicukupi dari hari
ke hari, sementara kemampuan masyarakat miskin untuk memenuhinya sangat terbatas
atau tidak mampu. Hal ini membuat suasana kehidupan keras dan kejam, bahkan
cenderung ke arah perlombaan yang tidak sehat. Keadaan ini sangat efektif
membuat orang stres sehingga mudah terkena penyakit, baik fisik maupun mental.
Dimana dokter pun sudah angkat tangan dalam pengobatannya terutama dari
golongan menengah kebawah, telah mendorong mereka untuk untuk mencari
alternative pengobatan lain yang relative lebih murah dan nota bene juga ampuh
dalam mnyembuhkan berbagai penyakit terminal.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa
kehadiran pengobatan alternative telah memberi anugrah baru bagi sisakit,
sehingga pengobatan alternative memang benar-benar menjadi alternative kususnya
bagi masyarakat menengah kebawah. Akan tetapi, semakin menjamurnya tren pengobatan
alternative sebagai sebuah fenomena yang positif berubah menjadi kontra
produktif. Manakala masyarakat pada umumnya tidak beitu mengetahui kaidah
pengobatan itu sendiri sehingga mereka terseret pada bid’ah dan perbuatan
syirik. Untuk itulah hendaknya masyarakat memahami batasan-batasan dari
pengobatan alternative yang diperbolehkan dalam syariat islam, sehingga mereka
tidak mudah terbawa oleh janji-janji para normal (Dukun) maupun ahli-ahli
pengobatan alternative lainnya, yang nantinya akan menyeret pada bid’ah dan
kemusrikan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah
definisi pengobatan ?
2. Apakah
tujuan pengobatan ?
3. Bagaimana
sejarah perkembangan ilmu pengobatan sebelum zaman Rasulullah SAW, dan pada zaman Rasulullah
SAW
4. Apakah
Keungulan pengobatan islam ?
5. Bagaimana
pengelompokan pengobatan islam ?
1.3
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini,
antara lain :
1. Untuk
mengetahui definisi pengobatan
2. Untuk
mengetahui tujuan pengobatan
3. Untuk
mengetahui sejarah perkembangan ilmu pengobatan
sebelum zaman Rasulullah SAW, dan
pada
zaman Rasulullah SAW
4. Untuk
mengetahui keunggulan pengobatan islam
5. Untuk
mengetahui pengelompokan pengobatan islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pengobatan
Pada dasarnya, pengobatan terdiri
dari dari dua bagian, yaitu pencegahan dan penyembuhan. Islam sangat
memperhatikan kedua prinsip ini, dengan memaduhkan manfaat keduanya dalam
jasmani dan rohani untuk memperoleh kesehatan tubuh dan keselamatan jiwa.
Dengan memperhatikan kedua prinsip tersebut, akan terlihat pengaruh yang nyata
bagi kaum muslimin generasi pertama sebagai umat manusia paling bersih jiwanya
dan paling kuat tubuhnya. Dan keistimewaan ini tidak terdapat pada agama lain.
Disamping pencegahan, islam juga memerintahkan untuk memelihara kehidupan yang
dikaruniakan Allah, sebagaimana Surah An-Nisa : 29 yang artinya “ Dan janganlah
kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”
Adapun mengenai pegobatan, menurut Ibnu
Qayyim, dalam bukunya yang berjudul Zaadul Ma’aad, menyebutkan pengobatan yang
dilakukan Rasullullah terdiri atas tiga macam, yaitu dengan menggunakan obat
alami, obat Ilahi dan kedua-duanya. Dalam hal, sasaran islam yang terutama
adalah penyembuhan hati dan jiwa serta pencegahan penyakit dan penjagaan dari
kerusakkannya.
Ayat
Suci Alquran Tentang Terapi Penyakit
Banyak Kandungan Isi dari ayat Al Qur’an
yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al Qur’an itu sendiri diturunkan sebagai
penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin :
© QS.
Al Isra (17) : 82 :
”
Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang
mu’min”.
Menurut
para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur’an yaitu ” Asy Syifa ” yang
artinya secara terminologi
adalah Obat Penyembuh.
© QS.
Yunus (10) : 57
”
Hai manusia , telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu
dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman”.
Di
samping Al Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang
keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari pembuat
obat-obatan.
© QS.
An-Nahl (16) : 11
”
Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untuk mu, seperti zaitun, korma, anggur dan
buah-buahan lain selengkapnya, sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat
tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”.
© QS.
An-Nahl (16) : 69
”
Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah
jalan-jalan yang telah digariskan tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu
keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk
manusia Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang
mau memikirkan”.
© Q.S.
An-Nisaa : 48
"Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang
selain dari ( syirik ) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
2.2
Tujuan Pengobatan
Tujuan
pengobatan adalah untuk menyembuhkan penyakit dan gangguan kesehatan dengan
menanganinya secara menyeluruh dan tidak hanya berkosentrasi pada kumpulan
gejala-gejala yang tampak. Dengan demikian, pendekatan pengobatan ini bertujuan
untuk menyembuhkan secara menyeluruh yang didasari dari keyakinan bahwa unsur
pikiran, emosi, kejiwaan dan fisik setiap orang terangkum menjadi suatu sistem
yang ditentukan oleh hubungan
antar
masing-masing dan keseluruhan unsur tersebut. Sehingga dalam menangani penyakit
atau keluhan dari pasiennya, seorang praktisi memulai dengan mengamati
pasiennya itu sebagai individu secara keseluruhan, mulai dari kondisi fisik,
pikiran emosi, asupan nutrisi, lingkungan, keyakinan dan tata nilai. Seluruh
aspek kesehatan pasien, terutama segi kejiwaan dan kesejahteraan psikologinya
juga dianggap penting.
Tujuan
pengobatan antara lain :
1.
Untuk menyembuhkan
penyakit atau gangguan kesehatan dengan
menanganinya secara menyeluruh dan tidak hanya berkosentrasi pada kumpulan
gejala-gejala yang tampak.
2.
Untuk memeperbaiki
gangguan keseimbangan tubuh melalui berbagai cara. Salah satu program
pengobatan yang banyak digunakan secara luas untuk pencegahan dan pengobatan,
adalah pancakarama yang terdiri dari sebuah prosedur lengkap mengenai
relaksasi, pembersihan racun tubuh dan perbaikan fungsi organ tubuh.
2.3 Sejarah perkembangan ilmu
pengobatan islam sebelum zaman Rasulullah SAW, dan pada
zaman Rasulullah SAW,
Sejarah perkembangan ilmu pengobatan sebelum zaman Rasulullah SAW
A.
Perkembangan Ilmu Pengobatan Zaman
Pra Sejarah
Diantara beberapa karakteristik yang unik dari Homo sapiens adalah
kemampuannya untuk mengatasi penyakit, baik fisik maupun mental dengan
menggunakan obat-obatan sesuai pencarian manusia terhadap peralatan lain. Seperti halnya bebatuan
yang digunakan untuk pisau dan kapak. Obat-obatan pun jarang sekali tersedia
dalam bentuk siap pakai. Bahan-bahan obat tersebut harus dikumpulkan, diproses
dan disiapkan; kemudian digabungkan menjadi satu untuk digunakan dalam
pengobatan. Aktivitas ini, telah dilakukan jauh sebelum sejarah manusia dimulai
dan sampai sekarang tetap menjadi fokus utama praktek kefarmasian.
Manusia purba belajar dari insting atau naluri, dengan melakukan
pengamatan terhadap hewan. Pertama kali mereka menggunakan air dingin, sehelai
daun, debu, bahkan lumpur untuk pengobatan. Naluri untuk menghilangkan rasa
sakit pada luka dengan merendamnya dalam air dingin atau menempelkan daun segar
pada luka tersebut atau menutupinya dengan lumpur, hanya berdasarkan
kepercayaan. Manusia purba belajar dari pengalaman dan mendapatkan cara
pengobatan yang satu lebih efektif dari yang lain. Dari sinilah permulaan
terapi dengan obat dimulai. Mereka menularkan pengetahuan ini kapada sesamanya.
Walaupun metode yang mereka gunakan masih kasar, akan tetapi banyak sekali obat-obatan
yang ada saat ini diperoleh dari sumbernya dengan metode sederhana dan mendasar
seperti yang telah mereka lakukan.
B.
Zaman Babylonia-Assyiria
Ada tiga aspek penting dalam ilmu
pengobatan Babylonia-Assyiria yakni aspek ketuhananan (divination), pengusiran
roh jahat/setan (excorcism), dan penggunaan obat-obatan. Ketiga aspek ini
merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Penyakit dianggap sebagai
kutukan atau hukuman Tuhan atau pengaruh roh jahat/setan, sedangkan pengobatan
adalah pembersihan/pensucian dari kedua hal
tersebut. Konsep ini dikenal sebagai konsep
katarsis (Catharsis). Konsep ini menjelaskan makna asli kata “pharmakon”
(bahasa yunani), yang merupakan asal kata pharmacy (farmasi). Konsep pharmakon
dijelaskan sebagai upaya penyembuhan atau pensucian dengan cara mengeluarkan
atau pembersihan
C.
Zaman Mesir Kuno
Pada pencatatan peninggalan Mesir
menunjukkan hubungan yang dekat antara penyembuhan supranatural dengan
penyembuhan empiris. Resep atau formula obat biasanya diawali dengan doa atau
mantra tertentu. Didalam formula-formula tersebut disebutkan obat-obat yang
lebih rumit, bentuk sediaan yang kebih banyak dan tekhnik pembuatan yang
mendetail. Mungkin yang paling terkenal dari catatan yang ada adalah Ebers
Papyrus, suatu kertas bertulisan yang panjangnya 60 kaki dan lebarnya satu kaki
dari abad ke-16 SM.
Sebagian besar isi Papirus Ebers
adalah formula-formula obat, yang menguraikan lebih dari 800 formula. Selain
itu disebutkan juga sekitar 700 obat-obatan yang berbeda. Obat-obatan tersebut
terutama berasal dari tumbuhan walaupun tercatat juga obat-obatan yang berasal
dari mineral dan hewan. Obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sampai
sekarang masih dipakai antara lain, seperti akasia, biji jarak, adas, disebut
bersama-sama dengan berasal dari mineral seperti bsei oksida, natrium
bikarbonat, natrium klorida, dan sulfur. Kotoran hewan juga digunakan dalam
pengobatan seperi halnya di Babylonia. Dalam literatur lain disebutkan bahwa
psylium disebutkan dalam papirus ebers dan dikenal sebagai laksatif dan
antidiare sekitar 1500 SM. Saat ini psylium lebih dikenal dengan naman dagang
metamucil yang sering dijumpai di apotek.
Bangsa mesir juga mengenal
dewa-dewa yang berpengaruh dalam pengobatan seperti Thoth, Osiris, Isis, Horus dan
Imhotep. Salah satu simbol yang menguhubungkan praktek kefarmasian saat ini
dengan mitologi kuno adalah simbol Rx, yang dijumpai dalam penulisan resep di
seluruh dunia. Sebagian besar pendapat menyatakan bahwa simbol tersebut berasal
dari simbol mata Horus, dewa elang bagsa
Mesir Horus selalu mengawasi setiap proses pembuatan obat, sebagai simbol bahwa
profesi farmasis selalu mendapat pengawasan dari Tuhan sehingga setiap pelaku
profesi ini harus selalu bekerja dengan baik, cermat dan jujur karena Tuhan
selalu melihat dan mengawasi mereka. Horus ditugaskan oleh Isis, ibunya sebagai
penjaga balai pengobatan (house of medicine) para dewa.
D. Zaman Yunani
Kuno
Sebagian para filsuf dari yunani
berusaha menjelaskan secara rasional tentang alam dan fenomena yang terjadi
didalamnya termaksud kaitannya dengan seni pengobatan antara lain adalah
Hipocrates (460-370 SM). Pengobatan yang utama menurut pengikut Hipocrates
digunakan bahan-bahan yang memiliki efek purgatif (pencahar kuat), sudorifik
(meningkatkan pengeluaran keringat), emetik (memuntahkan), dan enema (cairan
urus-urus, umumnya disemprotkan ke dalam anus). Konsep ini merubah makna kata
pharmakon sebelumnya, yaitu mengacu pada jimat atau guna-guna (baik penyembuhan
atau meracuni) menjadi bahan-bahan pembersih atau penyucih tubuh. Sejarah
pengobatan zaman Yunani juga tidak lepas dari pengaruh mitologi Yunani. Dalam
pengobatan mitologi Yunani yang dikenal sebagai dewa pengobatan adalah Apollo.
Selanjutnya, dikenal tumbuhan Panacea yang dianggap memiliki khasiat atau dapat
menyembuhkan segala macam penyakit (obat dewa).
E.
Zaman Abad Pertengahan
Pada permulaan era agama Kristen
terdapat beberapa nama ilmuwan Yunani dan Romawi yang memberikan berpengaruh
terhadap perkembangan ilmu kedokteran. Beberapa ilmuwan telah memberi warna
terhadap perkembangan ilmu kedokteran. Theophrastus (370-285 SM), seorang murid
dari aristoteles telah melakukan penelitian besar-besaran terhadap
tumbuh-tumbuhan, terutama yang berperan dalam pengobatan. Usaha Theophrastus
diteruskan oleh Dioscorides (Th 65 SM), yang merupakan orang pertama yang
menggunakan ilmu tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan.
1. Perkembangan ilmu pengobatan
zaman Rasulullah SAW
Pada
zaman Nabi Muhammad SAW di Mekkah dan di Medinah diutus bukan untuk menjadi
dokter. Namun nilai-nilai medis dari sabda-sabda beliau besar sekali
pengaruhnya bagi perkembangan pengobatan Islam. Terbukti dalam sejarah
kehidupan beliau yang berumur sampai 63 tahun, menurut Dr. Haikel dalam bukunya
Hayatun Muhammad, Rasulullah SAW hanya menderita sakit dua kali.
Pertama
beliau sakit
ketika kembali mengunjungi kuburan sahabatnya di Baqi’, karena kuatnya tekanan
panas (suhu gurun) beliau menderita sun stroke, kedua menjelang
wafatnya, beliau menderita apa yang disebut bissahri wal hima, sulit
tidur dan demam tinggi. Dari sini tergambar betapa beliau adalah manusia yang
sangat memperhatikan masalah kesehatan. Banyak hadits yang menggambarkan bahwa
Rasulullah adalah manusia yang paling peduli masalah kesehatan, salah satunya
dalam riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda;
Dua nikmat di mana kebanyakan manusia
tidak memperhatikannya yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang. (HR.
Bukhari dalam “Al-Riqaq” 11/96).
Beliau sangat peduli terhadap
prinsip-prinsip pengobatan, sehingga jika ada orang yang sakit beliau menyuruh
kepada orang tersebut untuk segera berobat. Baliau juga menasehati umatnya
untuk tidak meremehkan suatu penyakit. Orang yang tidak beriman akan
bertanya-tanya heran, bagaimana seorang Muhammad SAW yang ummi, yang tak tahu
membaca dan tidak tahu menulis dapat memberi nasehat-nasihat pengobatan yang
amat tinggi mutunya.
Menurut
Fazlur Rahman, jika mengkaji dari seluruh hadits Nabi tentang ihwal
pengobatan, maka didapatkan 3 kategori hadits secara mujmal membahas hal
tersebut. Pertama, hadits yang mendorong praktik penyembuhan penyakit
dan prinsip kesehatan secara luas. Kedua, hadits yang berisi praduga
Rasulullah mengenai masalah penyakit dan kesehatan serta tindakan untuk
menyembuhkannya, entah secara medis atau spiritual. Ketiga, hadits yang
terkait dengan ilmu pengobatan Nabi. Pernyataan Rasulullah yang diterima secara
umum dalam literatur hadits adalah ; “Allah selalu menyediakan penyembuhan
bagi semua penyakit atau setiap penyakit pasti ada obatnya. Jika obat yang
diberikan sesuai dengan penyakit yang di derita, akan diperoleh kesembuhan
dengan izin Allah. Hadits ini memiliki nilai teologis yang penting- bahwa
obat-obatan berdaya guna atas izin Allah
(Fazlu Rahman, 1987).
Ilmu Kedokteran yang diturunkan Allah
SWT kepada Rasulullah dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
1. Penyembuhan
berbagai penyakit jasmani melalui penggunaan beberapa jenis rerumputan,
tumbuhan, madu, dan susu.
2. Pengobatan
berbagai penyakit rohani melalui pendekatan kejiwaan.
3. Pengobatan
dengan cara pencegahan.
4. Ilmu-Ilmu
yang terkait dengan kedokteran terutama anatomi-embriologi
Untuk mengobati penyakit rohani dan
kegelisahan hati islam mengajarkan beberapa cara yaitu :
1. Membaca
Al Qur’an
2. Bezikir
3. Berdoa
4. Sholat
Beberapa contoh ajaran islam yang
berperan dalam upaya menjaga kebersihan pribadi dan kesehatan lingkungan yaitu
:
1. Berwudhu
2. Bersiwak
3. Tindakan
menjaga kebersihan tubuh lainnya seperti istinsyaq (menghirup air kedalam
hidung), memotong kuku, mencuci ruas jari dan sela-selanya, khitan, instinja
dan berkumur.
4. Menjaga
kebersihan peralatan keseharian
5. Menjaga
sumber-sumber air
6. Menjaga
kebersihan tempat-tempat umum dan tempat ibadah
7. Pencegahan
penyakit menular
8. Melakukan
olaraga
2.4 Keunggulan Pengobatan Islam
Perbandingan ilmu kedokteran umum
dengan sistem kedokteran dan pengobatan yang diajarkan Nabi Muhammad saw jelas sangat jauh
sekali. Pengobatan Ilahi dapat menyembuhkan segala macam penyakit yang tidak
pernah dicapai oleh para guru besar ilmu kedokteraan manapun. Diantara hal-hal
yang mungkin tidak dijangkau oleh para ahli kedokteraan ialah : pengobatan
rohani, kekuatan hati, berpegang teguh kepada petunjuk Allah, bertawakal,
memperlindungkan diri kepada Allah, merasa hina dan kecil kepada-Nya,
bersedekah, tidak terbenam dalam penyesalan dan lepas dari rasa susah dan
bimbang.
Sistem pengobatan diatas ini, telah
dipakai oleh banyak bangsa dan hasil yang mereka peroleh adalah kesembuhan yang
sempurna, dimana hal ini tidak pernah di dapati dalam kamus kedokteran umum.
Menurut Iwan Hadibroto dan syamsiar
alam telah memperhatikan dan banyak orang menjadi saksi bahwa sistem pengobatan
Nabi telah mampu menyembuhkan penyakit-penyakit yang tidak sanggup disembuhkan
secara pengobatan fisik. Melainkan harus dengan pengobatan secara psikis
(kerohanian). Hal ini dapat trerjadi semata-mata kerena rahasia dan tuntunan
ilahi.
Bukan merupakan rahasia lagi, bahwa
di dalam diri yang kuat dan jiwa yang kuat, keduanya merupakan paduan kekuatan
yang sanggup menolak setiap penyakit yang datang. Tidaklah ruh dan jiwa
yang kokoh dan tegar, jiwa yang merasa bahagia dan dekat dengan sang penciptanya, mencintainya, merasa
nikmat ketika berdzikir kepadanya, tawakal dan pasrah kepadanya, serta bermohon
hanya kepadanya merupakan obat yang paling mujarab dan ampuh terhadap segala
macam penyakit dan dengan kekuatan yang dimilikinya dapat menghilankan segala
penderitaan.
2.5 Pengelompokan
Pengobatan Islam
Sebagaimana telah disampaikan oleh Ibnu
Hajar dalam “ Fathal Bany “, secara umum Pengobatan dalam islam dikelompokan
menjadi 2 bagian yaitu:
1. Pengobatan
hati (diistilah oleh Qardawi dengan pengobatan Ilahi / Supranatural)
Pengobatan hati / ilahi bersifat Manquul
(tergantung info dari al-quran atau rosul). Bentuk-bentuk pengobatan ini berupa
bacaan-bacaan dzikir atau doa yang pernah dilakukan oleh Rosululah untuk
dipraktekan kepada sahabat dengan sepengetahuan beliau. Dalam pengobatan ruhani
atau supranatural terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagaimana yang disampaikan Imam
Suyuti.
Contoh
pengobatan hati ialah Ruqyah.
Ruqyah merupakan salah satu cara
pengobatan yang pernah diajarkan malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Ketika Rasulullah sakit maka datang malaikat jibril mendekati tubuh
beliau,kemudian jibril membacakan salah satu doa sambil ditiupkan ketubuh Nabi,
seketika itu beliau sembuh.
Bacaan untuk meruqyah :
1.
Istia'dzah ( Mohon perlindungan )
" Dan
jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui " (QS. Al A'rof :
200).
Secara langsung Al-Qur'an tidak menjelaskan
lafadz-lafadz yang dipakai untuk perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan
tetapi kemudian Nabi mengajarkan beberapa lafadz yang dibaca untuk
berlindung kepada Allah dari godaan syaitan antara lain :
·
A'udzu bIlahi minasysyaithonir-rojim
·
A'udzu bIlahis-sami'il alim minasysyaithonir-rojiim
·
A'udzu bikalimatIlahit-taammaati minsyarrimaa kholaq
·
A'udzu bikalimaatIlahit-taammaati min godhobihi
waI'qobihi wasyarri
ibadihi
wamin hamazaatisy-syayaathini wa-ayyahdhuurun
·
A'udzu biIzzatIlahi waqudrotihi min syarrimaa ajidu
wa-uhajiru
·
A'udzu bIlahi minasyyaithonir-rojim min hamzihi
wanafkhihi wanaftsihi
2. Ayat Al-Qur'an.
Pada
hakikatnya semua ayat Al-Qur'an dapat di jadikan sebagai pelindung orang-orang
yang beriman dari segala godaan syaitan dan sebagai obat dari segala penyakit
akan tetapi ada beberapa ayat atau surat tertentu yang di ajarkan Nabi yang
dapat di jadikan sebagai Ruqyah untuk menangkal penyakit yang di sebabkan oleh
pengaruh sihir atau godaan Syaitan dan Jin.
" Dan
apabila kamu membaca Al-Qur'an niscaya kami adakan antara kamu dan antara
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat suatu dinding (
pelindung ) yang tertutup " ( QS. Al Isra : 45 ). " Dan kami
turunkan dari Al-Qur'an itu sebagai Penyembuh dan Rahmat bagi orang-orang yang
Mukmin, dan ia ( Al-Qur'an ) tidak menambah bagi orang-orang yang zhalim
melainkan kerugian " ( QS.Al Isra : 82 )
·
Al Muawwidzatain (An-Naas dan Al Falaq)
·
Al Fatihah
·
4 ayat diawal surat Al Baqarah
·
Al Baqarah ayat 163 dan 164
·
Ayat Kursi (Al Baqarah : 255)
·
3 ayat diakhir surat Al Baqarah
·
Ayat pertama surat Ali Imran
·
Ali Imran ayat 18
·
Al A'raf ayat 54
·
Al Mu'min ayat 116
·
Al Jin ayat 3
·
10 ayat diawal surat Ash- Shoffat
·
3 ayat diakhir surat Al Hijr
·
Yunus : 81
·
Al Anbiya : 70
·
Al Furqon : 23
·
Al A'rof : 118-119
3. Doa Mohon Kesembuhan
Banyak sekali doa untuk perlindungan dari
syaitan dan kesembuhan penyakit yang ada di dalam Al-Qur'an atau
yang di ajarkan oleh Nabi, disini kami ungkapkan beberapa doa yang
diajarkan oleh Nabi :
·
BismIlahi turbatu ardhinaa biriiqoti ba'dhina
yasyfibihi saqiimana bi-izni robbina
·
Allahumma Robban-naas Azhibilbaas Isyfi antasysyaafii
Laa syifaa-a Illaa syifaa-uka Syifaa-an laayugoodiru saqoman.
·
Amsahil baas Robbannaas Biyadikasy-syifaa Laa
kaasyifalahu Illaa anta
Ada 3 cara
ruqyah yang dilakukan oleh Nabi :
1.
Nafats
Nafats yaitu
membacakan ayat Al-Qur’an atau doa kemudian di tiupkan pada kedua telapak tangan
kemudian di uasapkan keseluruh badan pasien yang sakit. Dalam suatu riwayat
bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila beliau sakit maka membaca “Al-muawwidzat”
yaitu tiga surat Al-Qur’an yang diawali dengan “A’udzu” yaitu surat An Naas, Al
Falaq, dan Al ikhlas kemudian di tiupkan pada kedua telapak tangannya lalu
diusapkan keseluruh badan.
2. Air liur
yang ditempelkan pada tangan kanannya.
Diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim :
bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila ada manusia yang tergores kemudian luka,
maka kemudian beliau membaca doa kemudian air liurnya ditempelkan pada tangan
kanannya, lalu di usapkan pada luka orang tersebut. Inilah doa nya: ”Allahumma
robbinnas adzhabilbas isyfi antasy-syafii laa syifa-a illa syifa-uka laa
yughodiru saqoman”.
3.
Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan
Nabi Muhammad SAW pernah
memerintahkan Utsman bin Abil Ash yang sedang sakit dengan sabdanya : “letakkanlah
tanganmu pada anggota badan yang sakit kemudian bacalah “Basmalah 3x” dan
“A’udzu bi-izzatillah waqudrotihi minsyarrima ajidu wa uhajiru 7x”.
2. Pengobatan medis
Pengobatan medis adalah pengobatan
yang menjadikan “Ilmu dan Experimen” sebagai landasannya. Manusia diberi
keleluasaan peran mengembangkan dunia medis, baik melalui industri kimia atau
obat tradisional dengan memanfaatkan kekayaan alam.
“Tidaklah
segala yang diciptakan allah itu sia-sia”, (Qs. 3 : 191).
Disamping
itu nabi Muhammad SAW justru menekankan pada pengobatan dan terapi medis secara
natural, kususnya pada penyakit jasmaniah, dengan sabdanya: “Sesungguhnya
penawar itu ada 3 perkara : minum madu, berbekam, dan menempelkan besi panas
pada bagian yang sakit”(Hr.Bukori)
Dalam pengobatan medis sendiri terdapat kaidah-kaidah yang dipertegas :
Dalam pengobatan medis sendiri terdapat kaidah-kaidah yang dipertegas :
1.
Untuk melakukan pengobatan diperlukan ilmu dan pengalaman. Ilmu dan
pengalaman bisa
saja didapat tanpa melalui jenjang pendidikan formal.
2.
Manusia bebas mempergunakan obat apa saja, baik kimia maupun tradisional,
asalkan obat tersebut bukan termasuk barang Najis dan bukan yang diharamkan oleh syariat.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa rosulullah SAW melarang berobat dengan obat
yang “khablits” (jijik, najis).
(HR Muslim). Abu daud menulis hadist yang diriwayatkan oleh Abu Darda’ bahwa
rosulullah SAW bersapda “ Sesungguhnya allah Swt menurunkan penyakit dan obat,
dan menjadikan untuk setiap penyakit obatnya, dan janganlah berobat dengan yang
haram”.
3. Meyakini bahwa kesembuhan penyakit bukan
ditentukan oleh “dokter” atau obat yang diminum. Keduanya hanya sebagai
sarana bagi kesembuhan. Sedangkan kesembuhan yang sebenarnya berasal dari allah
Swt. Maka seorang tenaga medis selain berihtiar mengobati pasien mesti
dibarengi doa bagi kesembuhan
pasien, misalnya doa :“Ya allah,
jadikanlah diriku sebagai perantara rahmat-Mu dan jadikanlah usahaku sebagai salah
satu sebab bagi kesembuhan”
4.
Meski sebagian ulama memungkinkan pengobatn fisik melalui media ruhani,
sebaiknya diupayakan melaui pengobatan meteri atau medis disamping juga
diusahakan melalui usaha ruhani memohon kesembuhan kepada alllah.
Contoh pengobatan medis cara rasul
:
1. Al-hijamah (bekam)
Aiman bin ’Abdul Fattah (2005:230)
menjelaskan bahwa bekam atau Al-Hijamah berasal dari bahasa Arab yaitu hajama,
yang berarti menghisap dan hijama yang artinya pelepasan darah kotor. Kata
kerjanya adalah hajama-yahjimu-yahjumu. Al-Hajam adalah orang yang menghisap
lubang alat bekam. Mihjam dan mihjamah artinya alat bekam, bisa alat untuk
menghisap darah, untuk mengumpulkan darah, maupun untuk menyayat dalam proses
pembekaman. Dalam Bahasa
Inggris, Al-Hijamah disebut dengan istilah treatment cupping method, dan dalam
Bahasa Melayu dikenal pula dengan istilah bekam. Di Indonesia bekam lebih
populer dengan istilah kop atau canthuk. Teknik pengobatan bekam adalah suatu proses membuang darah kotor (toksid/racun)
dalam tubuh yang berbahaya melalui permukaan kulit dengan pisau penyayat atau
jarum (lancet) di titik-titik tertentu.
Dalam buku “Keajaiban Thibun Nabawi: Bukti
Ilmiah dan Rahasia Kesembuhan dalam Metode Pengobatan Nabawi” yang ditulis oleh
Aiman bin ‘Abdul Fattah (2005:230) menjelaskan tentang darah bekam yang
dikeluarkan oleh juru bekam dari tubuh yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Teroksidasi darah tanpa udara (anaerob).
2. Terpisahnya plasma (cairan darah) dari darah.
3. Keluarnya plasma saja dari tempat yang dibekam.
4. Jika kita memasang dua
gelas (alat bekam) untuk menghisap darah, maka bisa saja darah keluar pada
gelas yang satu, tetapi tidak bisa keluar sama sekali pada gelas yang satu lagi
padahal keduanya berdampingan.
5. Bisa saja kesembuhan
datang meskipun darah tidak ada yang keluar ke gelas.
Dari penelitian yang
dilakukan oleh ilmuwan Damaskus, Muhammad Amin Syaikhu tentang mekanisme
kesembuhan yang diperoleh dari metode bekam bahwa kesembuhan metode ini
terletak pada dibersihkannya tubuh dari darah rusak yang menghambat berjalannya
fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh secara sempurna.
Aiman bin ‘Abdul
Fattah menambahkan informasi berdasarkan hasil tim laboratorium yang mengadakan
penelitian darah yang keluar dari titik-titik bekam yang hasilnya sebagai
berikut:
1.
Bahwa terapi bekam tetap melindungi dan sekaligus menguatkan unsure-unsur
system kekebalan.
2.
Proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah yang tidak
dibutuhkan lagi.
3.
Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-1.100), satu hal
yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan zat besi yang ada di dalam tubuh
tidak ikut keluar bersama darah yang dikeluarkan dengan bekam sebagai awal
penggunaan zat besi tersebut dalam pembentukan sel-sel muda yang baru.
4.
Kandungan sel darah merah maupun sel darah sel darah putih dalam darah bekam
tinggi sekali. Ini menunjukkan bahwa proses bekam berhasil mengeluarkan semua
kotoran, sisa, dan endapan darah sehingga mendorong kembali aktifnya selurih
system dan organ tubuh.
2. Minum madu
Dewasa
ini Khasiat Madu Sebagai Obat Segala Penyakit tidak perlu diragukan
lagi, Dunia kedokteran modern saat ini telah menetapkan selain sebagai makanan
madu juga berfungsi sebagai obat yang dapat menyembuhkan banyak penyakit. Antara lain penyakit
yang dapat disembuhkan dengan madu adalah : penyakit luka-luka (al-juruh),
penyakit saluran pernafasan bagian atas, pilek, penyakit-penyakit usus
(al-ri’ah), penyakit-penyakit hati, lambung, penyakit jantung (al-kabidi),
penyakit kulit dan mata, madu juga dapat mengobati penyakit sariawan
(al-hassaiyah), menormalkan tekanan darah, penyakit ginjal, mencegah penuaan,
kolesterol, kerontokan rambut, kencing batu, rematik dan madu juga dapat
membunuh kuman-kuman. Serta sekarang ini banyak yang memakai madu untuk obat
jerawat.
Allah berfirman tentang khasiat madu
sebagai obat :
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia.” (Qs an-Nahl:69) “Sesungguhnya, perumpamaan orang mukmin seperti
lebah, ia makan hal-hal yang baik (sari bunga), memberikan madu dengan cara
yang baik, dan hinggap dengan cara yang baik, maka ia tidak menyebabkan patah
dan tidak pula merusak.” (Hr Ahmad) Dan diperkuat dengan sabda Rasulullah yang
menyatakan bahwa madu sebagai obat: “Hendaklah kalian melakukan penyembuhan
yaitu dengan madu dan Al-qur’an.”(Hr Ibnu Majah)
Berbagai jenis enzim terdapat dalam madu, diantaranya adalah diastase,
invertase, katalase, peroksidase dan lipase. Madu adalah jenis makanan alami
yang paling tinggi kadar enzimnya. Enzim-enzim katalase berperan memecahkan
peroksida, suatu ransum limbah metabolisme (radikal bebas) yang mempercepat
proses ketuaan.
Manfaat atau khasiat madu antara
lain :
- Mudah diserap (diabsorpsi) oleh usus
- Memberikan kekuatan (energi), yang dalam satu kilogram madu dapat memberikan 3.250 kalori.
- Tidak merobek dinding-dinding bagian dalam dari alat-alat pencernaan.
- Mempunyai pengaruh secara alamiah melalui proses perlahan-lahan sehingga membantu selama penyembuhan berbagai penyakit-penyakit dalam tubuh.
Madu juga lebih aman untuk digunakan dibanding obat yang mengandung
bahan kimia, serta termasuk dalam natural health foods. Bahkan dari berbagai
negara yang paling gemar mengkonsumsi madu adalah masyarakat Jerman Barat dan
Swiss. Dan terbukti kedua Negara memiliki rata-rata umur penduduk yang paling
tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Allah itu Maha menyaksikan
setiap kejadian dan kehidupan Manusia, termasuk segala kesulitan yang dihadapi
hamba-Nya, Allah selalu berkenan
membantu siapa saja yang meminta bantuan-Nya, Allah berada dalam diri
orang-orang yang beriman, Allah dekat lebih dekat
dari urat nadi di leher, dan
Allah selalu mengabulkan doa
orang-orang yang taqwa, termasuk dalam hal menyembuhkan penyakit.