TUGAS MAKALAH FARMAKOGNOSI
GLIKOSIDA
OLEH
: KELOMPOK III
AL FIRA AHMAD SIPA (F1F1 12 006)
ULFA WILDA (F1F1 12 007)
RAHMANIAR (F1F1 12 008)
YULI ANGGREANI LENA (F1F1 12 009)
EVA FERIADI (F1F1 12 032)
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Farmakognosi adalah ilmu yang
mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan
zat-zat aktif lainnya, termasuk yang berasal dari dunia mineral dan hewan. Saat
ini, peranan ilmu farmakognosi sangat banyak diperlukan terutama dalam sintesis
obat.
Tidak semua tanaman dapat dijadikan
sebagai bahan obat. Tanaman-tanaman yang dijadikan obat tentu saja adalah
tanaman yang memiliki kandungan atau zat-zat yang dapat bermanfaat bagi
kesehatan dan kesembuhan tubuh.
Salah satu zat aktif yang banyak ditemukan
di alam dan juga di tumbuhan adalah glikosida. Glikosida adalah zat aktif yang termasuk
dalam kelompok metabolit sekunder. Secara umum, arti penting glikosida bagi
manusia adalah untuk sarana pengobatan dalam arti luas yang beberapa
diantaranya adalah sebagai obat jantung, pencahar, pengiritasi lokal,
analgetikum dan penurunan tegangan permukaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berikut
rumusan masalah dari penulisan makalah ini :
1.
Apa yang dimaksud dengan glikosida?
2.
Bagaimana sifat dan pembagian glikosida?
3.
Bagaimana biosintesis glikosida ?
4.
Apa saja contoh simplisia yang mengandung glikosida
antrakoinon, glikosida sianogenik dan glikosinolat ?
C. TUJUAN
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
glikosida.
2.
Untuk mengetahui sifat dan pembagian glikosida.
3.
Untuk mengetahui biosintesis glikosida.
4. Untuk
mengetahui contoh simplisia yang mengandung glikosida antrakoinon, glikosida
sianogenik dan glikosinolat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Glikosida
Glikosida
berbentuk kristal atau amorf. Umumnya mudah larut dalam air atau etanol encer
(kecuali pada glikosida resin). Oleh karena itu, banyak sediaan-sediaan farmasi
mengandung glikosida umumnya diberikan dalam bentuk ekstrak, eliksir ataupun
tingtur dengan kadar etanol yang rendah.
Aglikon
dari glikosida terdiri dari banyak jenis senyawa kimiawi. Senyawa-senyawa
kimiawi tersebut meliputi senyawa-senyawa alkoholik fenolik, isotiosianat,
nitril sianogenetik, turunan antrasen, flavonoid dan fenolik, flavonoid dan
steroid. Bagian aglikon atau genin terdiri dari berbagai macam senyawa organik,
seperti triterpena, steroid, antrasena, maupun senyawa-senyawa yang mengandung
gugus fenol, alkohol, aldehid, keton dan ester.
Jembatan
glikosida yang menghubungkan glikon dan aglikon ini sangat mudah terurai oleh
pengaruh asam, basa, enzim, air, dan panas. Bila kadar asam atau basa semakin
pekat, ataupun bila semakin panas lingkungannya, maka glikosida akan semakin
cepat terhidrolisis. Pada saat glikosida terhidrolisis maka molekul akan pecah
menjadi dua bagian yaitu glikon dan aglikon. Dalam bentuk glikosida, senyawa
ini larut dalam pelarut polar seperti air. Namun, bila sudah terurai maka
aglikonnya tidak larut dalam air melainkan larut dalam pelarut organik
nonpolar.
A. Sifat dan Pembagian Glikosida
1.
Sifat
Glikosida
Karena glikosida mempunyai ikatan dengan gula, maka :
·
Mudah larut dalam air, yang bersifat netral
·
Dalam keadaan murni; berbentuk kristal tak
berwarna, pahit
·
Larut dalam alkali encer
·
Mudah terurai dalam keadaan lembab, dan
lingkungan asam
Glikosida gula + non gula
·
Tidak dapat mereduksi larutan Fehling, tapi setelah
dihidrolisa gula dapat mereduksi larutan Fehling
·
Dapat dihidrolisa dengan adanya enzim dan air
dan asam.
2.
Pembagian
Glikosida
Klasifikasi
banyak dilakukan, sebagaian berdasarkan atas gulanya, sebagian atas aglikonnya,
dan yang lainnya berdasarkan aktifitas farmakologinya.
a. Pembagian
berdasarkan Fergusin :
1. Glikosida
sterol (gikosida jantung)
2. Saponin
3. Glikosida
antrakinon
4. Glikosida
resin
5. Tanin
6. Aneka
glikosida (zat aroma, tonika, zat pahit, dan zat warna)
b. Pembagian
menurut Gathercoal :
1. Golongan
fenol (arbutin, hesperidin, dan lain- lain)
2. Golongan
alkohol (salicin, populin, dll)
3. Golongan
aldehid (salinigrin, amigdalin, dan lain- lain)
4. Golongan
glikosida asam (jalapa, gaulterin, dan lain- lain)
5. Golongan
antrakinon (rheum, senna, dan lain- lain)
6. Golongan
sianophora (glikosida sianogenetik), prunasin, sambunigrin, dan lain-lain.
7. Golongan
tiosianat (sinigrin, sinalbin, dan lain- lain)
8. Saponin
(senega, sarsaparilla, dan lain-lain)
9. Glikosida
jantung (digitoksin, antropantin, dan lain- lain)
c. Pembagian
menurut Claus
1
Golongan kardioaktif
2
Golongan Antrakinon
3
Golongan Saponin
4
Golongan Sanopora
5
Golongan Isotiosianat
6
Golongan Flavonol
7
Golongan Alkohol
8
Golongan Aldehid
9
Golongan Fenol
10 Golongan
lain, termasuk diantaranya zat netral
d. Pembagian
Lainnya
1. Glikosida
Fenol
a. Golongan
fenol (arbutin)
b. Golongan
Lakton (kumarin)
c. Golongan
Antrakinon (emodin)
d. Golongan
dengan kerangka C6-C3-C6 (flavonoid).
2. Glikosida
Alkohol
a. Alkohol
steroid (digitoksin)
b. Saponin
steroid
c. Alkohol
terpen
d. Alkohol
triterpen
3. Glikosida
Sianhidrin (glikosida pada resaceae dan Linanceae)
4. Glikosida
Mustard Oil (sinalbin, sinigrin).
A. Biosintesis Glikosida
Jalan reaksi utama dari
pembentukan glikosida meliputi pemindahan (transfer) gugusan uridilil dari
uridin trifosfat (UTP) ke suatu gula-l-fosfat. Enzim-enzim yang bertindak
sebagai katalisator pada reaksi ini adalah uridilil transferase dan telah dapat
diisolasi dari binatang, tanaman dan mikroba. Sedang gula fosfatnya dapat
pentosa, heksosa dan turunan gula lainnya. Pada tingkat reaksi berikutnya enzim
yang digunakan adalah glikolisis transferase, dimana terjadi pemindahan
(transfer) gula dari uridin difosfat kepada akseptor tertentu (aglikon) dan
membentuk glikosida
a.
U
T P + Gula-l-fosfat àUDP – gula + PP1
b.
UDP
– Gula + akseptor àAkseptor – gula + UDP (glikosida)
Apabila glikosida telah terbentuk,
maka suatu enzim lain akan bekerja untuk memindahkan gula lain kepada bagian
monosakarida sehingga terbentuk bagian disakarida. Enzim serupa terdapat pula
dalam tanaman yang mengandung glikosida lainnya yang dapat membentuk bagian
di-, tri- dan tetrasakarida dari glikosidanya dengan reaksi yang sama.
B. Contoh Simplisia
a)
Glikosida
antrakoinon
Glikosida antrakinon, golongan glikosida ini aglikonnya
adalah sekerabat dengan antrasena yang memiliki gugus karbonil pada kedua atom
C yang berseberangan (atom C9 dan C10) atau hanya C9 (antron) dan C9 ada gugus
hidroksil (antranol). Adapun strukturnya adalah sebagai berikut.
Senyawa yang pertama ditemukan adalah sena dari tipe
antrakuinon, baik dalam keadaan bebas maupun sebagai glikosida. Penelitian
lebih lanjut menunjukkan bahwa produk alam juga mengandung turunan antrakuinon
yang tereduksi, misalnya oksantron, antranol, dan antron. Termasuk juga produk
lain seperti senyawa yang terbentuk dari dua molekul antron, yaitu diantron.
Senyawa-senyawa ini dapat dalam keadaan bebas (tidak terikat dengan senyawa
gula dalam bentuk glikosida) dapat pula dalam bentuk glikosida dimana turunan
antrakinon tersebut berfungsi sebagai aglikon.
¯
Contoh simplisia yang mengandung glikosida
antrakoinon
Simplisia yang mengandung glikosida ini antara lain
Rhamni purshianae Cortex, Rhamni Frangulae Cortex, Aloe, Rhei Radix, dan Sennae
Folium. Kecuali itu Chrysa robin dan Cochineal (Coccus cacti) juga mengandung
turunan antrakinon, akan tetapi tidak digunakan sebagai obat pencahar karena
daya iritasinya terlalu keras (Chrysarobin) sehingga hanya digunakan sebagai
obat luar atau hanya digunakan sebagai zat warna (Cochineal, Coccus Cacti).
Salah satu contoh simplisia yang mengandung glikosida
antrakoinon adalah :
Lidah Buaya ( Aloe)
Dalam sistem
tata binomial, klasifikasi lidah buaya dijabarkan sebagai berikut:
{ Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
{ Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan dengan pembuluh)
{ Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan dengan bunga)
{ Kelas: Liliopsida yakni
tumbuhan berkeping satu atau monokotil.
{ Ordo: Asparagales
{ Famili: Asphodelaceae
{ Genus: Aloe
{
Spesies:
Aloe vera L.
Dari
klasifikasi lidah buaya di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa lidah buaya
merupakan tanaman perdu yang basah. Bagian batangnya bengkok cenderung
berbaring dengan ukuran sebesar jempol manusia dewasa. Adapun bagian daunnya
bergerigi dan mampu mencapai panjang 15 cm. Bagian dalam daun lidah buaya ini
dipenuhi getah dan daging berlendir tanpa warna. Teksturnya kenyal dan
cenderung tebal mudah hancur. Sementara itu, bagian bunga lidah buaya memiliki
bentuk seperti terompet atau bertabung. Ukurannya berkisar di angka 2 sampai 3
cm. Warna bunga lidah buaya ini kuning cenderung oranye. Ia tampat bersusun dan
berjungkai mengelilingi bagian tangkai yang sedikit menjulang. Terakhir, bagian
akar lidah buaya yang berserabut dang sangat pendek. Panjangnya hanya berkisar
di angka 30 cm.
a)
Glikosida
Sianogenik
Glikosida sianogenik adalah senyawa
hidrokarbon yang terikat dengan gugus CN dan gula. Beberapa tanaman tingkat
tinggi dapat melakukan sianogenesis, yakni membentuk glikosida sianogenik
sebagai hasil sampingan reaksi biokimia dalam tanaman .Rumus bangun glikosida sianogenik
secara umum dapat dilihat pada gambar.
Gambar . Struktur umum glikosida sianogenik
Keberadaan glikosida sianogenik pada
tanaman memiliki fungsi penting terhadap kelangsungan hidup tanaman tersebut.
Glikosida sianogenik berperan sebagai sarana protektif terhadap gangguan
predator terutama herbivora. Adanya kerusakan jaringan pada tanaman akibat
hewan pemakan tumbuhan akan menyebabkan pelepasan HCN yang mengganggu
kelangsungan hewan tersebut. Pada Trifolium repens, keberadaan glikosida
sianogenik berfungsi untuk melindungi kecambah yang masih muda agar tidak
dimakan siput dan keong.
¯
Contoh simplisia yang mengandung glikosida
sianogenik
Simplisia yang mengandung glikosida ini antara lain Almond
(Prunus amygdalus), Shorgum (Shorgum album), Singkong (Manihot esculenta) dari jenis Linamarin,
Singkong (Manihot carthaginensis)
dari jenis lotaustralin, Stone fruits (Prunus
sp.), dan Bambu (Bambusa vulgaris).
Gambar .
Rumus bangun beberapa senyawa glikosida sianogenik pada tanamannya.
Salah satu tanaman yang mengandung glikosida
sianogenik adalah :
Singkong (Manihot esculenta)
{ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
{ Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
{ Super Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
{ Divisi : Magnollophyta (Tumbuhan
berbunga)
{ Class : Magnollopsida (Berkeping dua
/ dikotil)
{ Sub class : Rosidae
{ Ordo : Euphorbianceas
{ Genus : Manihot
{ Spesies : Manihot esculenta crantz
{ Sinonim : Manihot utilissima
b)
Glikosinolat
Glukosinolat merupakan
metabolit sekunder yang dibentuk dari beberapa asam amino dan terdapat secara
umum pada Cruciferae (Brassicaceae). Glukosinolat dikelompokkan menjadi
setidaknya 3 kelompok, yakni: (1). glukosinolat alifatik (contoh: sinigrin),
terbentuk dari asam amino alifatik (biasanya metionin), (2) glukosinolat
aromatik (contoh: sinalbin), terbentuk dariasam amino aromatik (fenilalanin
atau tirosin) dan (3) glukosinolat indol, yang terbentuk dari asam amino indol
(triptofan). Keragaman jenis glukosinolat tergantung pada modifikasi ikatannya
dengan gugus lain melalui hidroksilasi, metilasi dan desaturasi. Hidrolilis
dari glukosinolat terjadi karena adanya enzim mirosinase, sehingga menghasilkan
beberapa senyawa beracun seperti isotiosianat, tiosianat, nitril, dan
epitionitril. Senyawa-senyawa tersebut merupakan racun bagi serangga yang bukan
spesialis pemakan tumbuhan Cruciferae, dan merupakan zat penolak makan bagi
ulat kilan, Trichoplusia ni.
¯
Contoh simplisia yang mengandung glikosinolat
Simplisia yang mengandung glikosinolat
adalah tanaman yang termasuk dalam family brassicaceae antara lain kubis,
kecamba dan mustard.
Salah satu tanaman yang
mengandung glikosinolat adalah :
Mustard atau Biji Sawi
Klasifikasi :
{
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
{
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
{
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
{
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
{
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
{
Sub Kelas: Dilleniidae
{
Ordo: Capparales
{
Famili: Brassicaceae (suku sawi-sawian)
{
Genus: Brassica
{
Spesies: Brassica nigra (L.)
Ciri khas family Brassicaceae (suku
sawi-sawian): Famili Brassicaceae : Tidak mempunyai stipula, bunga
majemuk rasemosa, tidak ada braktea, stamen tetradinamous, pistillum 1 dengan
ovarium superum beruang 2.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Berdasarkan dari data yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Glikosida
adalah senyawa yang terdiri atas dua
bagian senyawa, yaitu senyawa gula (glikon) dan senyawa bukan gula
(aglikon/genin).
2. Sifat-sifat
glikosida yaitu mudah larut dalam air, mudah terurai dalam keadaan lembab, dan
lingkungan asam, berbentuk kristal tak berwarna, pahit, dan dapat dihidrolisa
dengan adanya enzim dan air dan asam.
3. Pembagian
glikosida adalah
4. Biosentesis
glikosida adalah
·
U T P + Gula-l-fosfat àUDP – gula + PP1
·
UDP – Gula + akseptor àAkseptor – gula + UDP (glikosida)
Jalan
reaksi utama dari pembentukan glikosida meliputi pemindahan (transfer) gugusan
uridilil dari uridin trifosfat (UTP) ke suatu gula-l-fosfat.
5. a.
Contoh simplisia yang mengandung glikosida antrakoinon adalah Rhamni purshianae Cortex, Rhamni
Frangulae Cortex, Aloe, Rhei Radix, dan
Sennae Folium.
b. Contoh
simplisia yang mengandung glikosida sianogenik adalah Almond (Prunus
amygdalus), Shorgum (Shorgum album),
Singkong (Manihot esculenta) dari
jenis Linamarin, Singkong (Manihot
carthaginensis) dari jenis lotaustralin, Stone fruits (Prunus sp.), dan Bambu (Bambusa
vulgaris).
c. Contoh simplisia yang mengandung
glikosinolat adalah tanaman yang termasuk dalam family brassicaceae
antara lain kubis, kecamba dan mustard.
B. saran
Berikut
saran kami dari penulisan makalah ini adalah perlu dilakukan pendelaman
pengetahuan mengenai biosentesis glikosida dan contoh simplisia yang mengandung
glikosida karena pengetahuan ini dapat sangat berguna terutama bagi mahasiswa
farmasi yang bidang mencakup pembuatan sediaan obat.
thanks ya sist postingannya.
ReplyDeletethx :)
ReplyDeletebole invite pin ilwan bntar..583bc74f
ReplyDeletesangat bermanfaat . Jazakillah
ReplyDeletesangat bermanfaat . Jazakillah
ReplyDelete